Jakarta Gawat Darurat
Mengapa mahasiswa harus membahas APBD? Mengapa mahasiswa harus
repot-repot mengurus masalah ini? Karena masalah ini sarat akan kepentingan. Marilah
kita lihat lebih dalam akar permasalahan kasus ini bukan sebagai mahasiswa,
tapi sebagai rakyat Jakarta!
Data dan fakta bermunculan. Angka-angka fantastis amoral bermekaran pada
postur RAPBD DKI 2015 hanya untuk pengadaan barang-barang
pendukung kerja di lingkungan pemerintahan, khususnya sudin Pendidikan II
Jakarta Selatan. Tidak tanggung-tanggung, kisaran angka fiktif tersebut bisa
mencapai 12,1 triliyun! (Tempo.co)
DPRD telah membuat anggaran di luar nalar pemikiran manusia normal pada
umumnya. Pengadaan tempat dan alat fitness juga UPS yang dinilai inefisien
hendak diterapkan di sekolah. Hal ini menyebabkan munculnya isu pembegalan
terhadap RAPBD Jakarta 2015.
Mengapa APBD harus dikaji?
- Hal ini menyangkut harga diri masyarakat lantaran pajak merupakan hasil jerih payah mereka. Gubernur Jakarta dan pejabat-pejabat DPRD adalah orang-orang yang masyarakat pilih untuk menjadi wakil mereka.
- APBD merupakan filosofi penyambung antara raja dan rakyat, yang dalam hal ini adalah antara pemimpin dan masyarakat.
- APBD merupakan ciri dan cara adanya sebuah pergeseran di suatu negara dari yang belum beradab menjadi negara yang beradab. Rakyat merupakan esensi dari APBN dan APBD.
Bagaimana dengan sistem informasi manajemen e-budgetting? Dalam RAPBD,
e-budgetting hanya bisa diikuti oleh perusahaan besar berstandar, yang
ditentukan pihak asing. Hal itu tentu akan mengancam pendapatan masyarakat
menengah ke bawah dan memandulkan kerja DPRD.
DPRD sebaiknya tidak memberhentikan Hak Angket demi terjaganya
transparansi dalam pemerintahan. Hak Angket yang saat ini sedang dijalankan
untuk mengusut dokumen anggaran palsu yang masuk ke Mendagri, secara
konstitusional merupakan solusi ketatanegaraan. Dan mahasiswa harus
mengawasinya sebagai perwujudan peran kontrol sosial.
Mahasiswa harus tetap objektif dalam memandang permasalahan ini. Apabila
benar ada pelanggaran hukum, langsung saja sampaikan, kita punya hak menyatakan
pendapat, dan DPRD berhak untuk memberhentikan gubernur tanpa perlu melanjutkan
angket.
Penegakkan hukum serta kedewasaan sikap publik Jakarta sedang diuji.
Sementara yang terjadi adalah saling bangun opini antara Pemprov dan DPRD DKI
Jakarta. Membuat keruh langit media Jakarta yang berpotensi menyuburkan konflik
horizontal yang merugikan rakyat.
Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan menghambat pembangunan
Jakarta. Masyarakat Jakarta membutuhkan pelayanan yang optimal dari pemerintah
DKI Jakarta secara nyata dan transparan, baik eksekutif maupun legislatif. Bukan
sekedar mengobral janji kala kampanye lalu sengaja lupa dalam pelaksanaannya
demi mempertahankan politik pencitraan pemerintah.
Jakarta berada dalam kondisi GAWAT
DARURAT! Hari ini, Jumat, 20 Maret 2015, merupakan hari terakhir pembahasan
RAPBD Jakarta 2015!! Maka dari itu, atas nama Solidaritas Mahasiswa Anti Korupsi,
kami menuntut;
- Dituntaskannya Hak Angket oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk mengungkap indikasi-indikasi pelanggaran hukum.
- Agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhenti melempar wacana ke media yang sekiranya akan berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
- Usut tuntas dan adili pembegal anggaran siluman APBD Provinsi DKI Jakarta.
0 semangat:
Posting Komentar